Sabtu, 20 November 2010

kerja keras itu neraka

wah... uda lama banget ni g posting berhubung otak lagi mampet ma tugas yang berjibun...

ehm posting kali ini saya dapat ide dari dosen saya yang bisa dikatakan sangat terkenal di jurusan yang saya tempuh. Memang sangat kontroversional dengan judul "Kerja Keras itu Neraka" membuat kita berpikir lalu untuk apa kita bekerja jika diganjar dengan neraka?

Ilmu yang kita dapat saat ini mengajarkan kita untuk senantiasa bekerja keras dan mendapatkan uang demi menghidupi keluarga kita. Kehidupan kita senantiasa diburu oleh deadline, pressure, tugas, pikiran cukupkah uang saat ini. Semua hal itu membuat kita ketakutan sehingga kita akan bekerja lebih keras lagi hingga mencapai batas limit tubuh kita demi mendapatkan penghasilan yang layak demi menghidupi keluarga kita. Kehidupan kitapun menjadi tidak tenang lagi karena hal itu.

Semua ini mungkin disebabkan oleh asumsi ilmu ekonomi yang kita pelajari bahwa sumber daya yang terbatas tetapi kebutuhan kita tidak terbatas. Tetapi benarkah itu semua?Maka cobalah kita tengok kembali mengenai apa yang diajarkan tentang islam. Asumsi pertama mengenai sumber daya yang terbatas. Dalam Islam sumber daya ini semuanya diatur oleh Allah. Semuanya berasal dari tanah entah itu mobil, pesawat, pohon berasal dari tanah. Dari pertama kali diciptakan dan umat manusia pertama kali menghuni bumi sampai sekarang, bumi masih bisa menyediakan semua yang kita butuhkan dengan baik bahkan sangat berlimpah. Pastinya akan muncul pertanyaan bagaimana dengan orang yang masih tidak mampu mencukupi kebutuhannya mengapa masih ada jika bumi menyediakan kebutuhan secara berlimpah. Maka jawaban yang tepat adalah kesalahan pada saluran distribusi bukan pada faktor produksi (sumber daya) atau konsumsi (kebutuhan). Jika distribusi itu lancar dan tidak ada gap yang cukup lebar maka tidak ada lagi permasalahan seperti itu (insyaAllah). Darisini asumsi pertama tentang sumber daya itu terbatas telah dibantahkan.

Asumsi kedua mengenai kebutuhan manusia itu tidak terbatas. Pastinya kita selalu mengingat bahwa dalam Islam membenci untuk hidup berlebih - lebihan karena itu adalah temannya setan. Selain itu pastinya kita ingat tentang ajaran nabi untuk berhenti makan sebelum kenyang. Bukankah semua itu menunjukkan bahwa kebutuhan kita sebenarnya terbatas? Penjelasan lebih logis lagi sebagai berikut. Dalam ilmu ekonomi ada the law of diminishing utility. Dimana tingkat kepuasan setelah pada titik puncak akan semakin menurun meskipun kita menambah konsumsi kita. Contohnya adalah jika kita makan mangga pertama kali maka tingkat kepuasan akan muncul dan terus meningkat hingga kita merasa kenyang, asumsikan saja 4 buah mangga. Jika kita makan 5 buah mangga apa yang terjadi? tentu saja kita mulai merasa bosan dan kepuasan kita menurun jika dibandingkan hanya makan 3 buah mangga saja. Sama jika kita membeli 4mobil untuk setiap anggota keluarga, pertanyaannya apakah semua mobil itu akan digunakan dengan jumlah kilometer yang sama?tentu saja pastinya ada mobil yang nganggur dan kita merasa tidak terlalu puas tidak seperti jika punya mobil satu yang pasti akan sangat puas. Dengan ini asumsi dari  kebutuhan manusia tidak terbatas jelas terbantahkan bahkan dari ilmu yang diciptakan oleh kaum kapitalis itu sendiri.

Dari dua asumsi tersebut itulah yang menyebabkan kita bekerja keras karena ketakutan. Kita bekerja keras demi mendapatkan kekayaan, kekuatan, kekuasaan yang sesungguhnya itu hanya titipan dari Allah dan Ia akan dengan mudah untuk mengambilnya. Karena hanya Allah lah yang Maha Segalanya, pemilik Segala Alam Semesta dan tidak pernah merasa keberatan. Karena niatan itu lah maka kerja keras berarti neraka tujuan kita. Kita mendiskreditkan peranan Allah yang mengatur segala rizki kita.

Lalu untuk apa sebenarnya kita bekerja?Kembali ke niatan kita. Bahwa sesungguhnya kita bekerja demi mencari ridho Allah. Demi mendekatkan diri kepada Allah. Lalu demi anak istri kita yang kelak akan kita pertanggung jawabkan. Untuk itulah kita bekerja Allah telah berjanji bahwa dengan silaturahmi, bersedekah, menyatuni yatim piatu, fakir miskin akan dipermudah rizkinya. Dan Allah selalu tahu apa yang terbaik bagi setiap hambanya. Kita tahu rejeki bahkan sudah diatur sebelum kita dilahirkan. Lalu untuk apa kita bekerja keras dengan perasaan ketakutan jika rejeki kita sudah diatur. Yang perlu kita lakukan hanyalah bekerja keras untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Bukannya ketakutan untuk hal yang tidak ada. Maka kembali lagi ke niatan kita,untuk apa kita bekerja keras...

ehm,mungkin itu dulu postingnya maaf jika ada kesalahan karena itulah ciri kita sebagai manusia.Semoga bermanfaat bagi saya sehingga tidak menjadi orang yang munafik dan berguna bagi kawan - kawan.

2 komentar:

  1. inilah konsep dasar yg membedakan ekonomi islam dengan sistem ekonomi lainnya.klo di sistem market economy, semuanya berbasis "greed" alias serakah.makanya kan konsepnya berbunyi "sumber daya terbatas sedangkan keinginan manusia tidak terbatas".
    eniwei,setuju dengan kerja keras.:-D

    BalasHapus
  2. betul....bib..
    makanya sistem ekonomi saat ini rawan banget ma krisis..apalagi klo ada isu sensitif

    BalasHapus

please comment after you read it.. a good reader will give their comment..hehe