Kamis, 23 September 2010

kayuhan tukang becak






Ehm foto ini diambil ketika saya masih berada di Jember saat saya menunggu pengumuman SNMPTN mungkin sekitar 2 tahun lalu. Cukup lama teronggok dalam laptop saya. Tetapi saya sangat menyukai hasil jepretan ini. Menyukai sekaligus miris melihatnya. Foto ini diambil saat saya sedang jalan – jalan di sekitar alun – alun kota jember. Rumah saya cukup dekat dengan alun – alun hanya sekitar 10 menit tetapi bukan itu yang ingin saya ceritakan saat ini.

Pernahkah kita terpikir berapa tenaga yang dibutuhkan Pengendara becak (kata “tukang” sering kali berkonotasi rendah, maka saya menggunakan kata “pengendara” untuk menghormatinya) ketika mengayuh becaknya saat kita menggunakannya dengan asumsi berat kita 65 kg dan 15 kg untuk becaknya. Apakah harga yang kita berikan pada jasanya seimbang?Apakah kayuhan pengendara becak itu cukup rendah untuk dihargai? Saya sendiri mengakuinya ketika menggunakan becak saya pasti menawar demi keuntungan saya sendiri. Sekitar 3 tahun yang lalu saat saya duduk di kelas 3 SMA, saya menggunakan jasanya bersama teman saya dari masjid baiturrahman Semarang menuju rumah makan di jln. Kusumawardhani dengan biaya yang harus saya bayar sebesar Rp 6000 dan itu pun saya masih menggerutu karena cukup mahal. Jarak yang harus ditempuh oleh kami sekitar 10 - 15 menit jika berjalan kaki, cukup jauh bagi saya apalagi dengan saya dan teman saya yang menumpang dengan asumsi berat total sekitar 110 kg. Lalu ketika saya melihat foto tersebut saya merasa bersalah, miris, malu dan segala perasaan yang tak enak muncul dalam hati saya.

Dlalam foto tersebut terlihat pengendara becak sedang menghitung uang hasil kerja kerasnya mengayuh becak yang bagi kita tidak seberapa dan begitu cepat untuk dihabiskan. Tetapi bagi pengendara becak tersebut hasil uang itu sangat berarti baginya untuk menafkahi keluarganya, membayar pendidikan anaknya, menjaga asap dapur supaya tetap “ngebul” dan segalanya bagi dia. Dalam sehari mungkin penghasilan sebesar Rp. 50.000 sangat banyak baginya dan belum tentu didapat setiap hari. Mungkin penghasilan yang diraihnya tidak sebanding dengan tenaga yang dibutuhkan untuk mengayuh dan kalori yang terpakai dalam pekerjaanya setiap hari. Tetapi itulah pekerjannya dan hasilnya.

Kawan, pengendara becak adalah jasa pengantar yang membutuhkan tenaga sangat besar dibandingkan dengan moda jenis lain. Sudah sepantasnyalah kita membayar jasa mereka sesuai dengan apa yang mereka keluarkan dalam memberikan jasanya. Meskipun kita menawar karena kondisi keuangan kita yang saat itu mungkin terbatas maka tawarlah tanpa ada niatan, disengaja atau tidak, demi keuntungan kita sendiri dengan menawar serendah mungkin. Pengendara becak tidak seperti pedagang yang mengetahui berapa harga pokok penjualannya dengan pasti sehingga bisa menghitung rasio profit margin yang ingin didapat. Pengendara becak hanya bisa menawarkan harga yang “dikira – kira” tidak lebih mahal bahkan cenderung lebih murah (dalam perspektif tenaga yang mereka keluarkan) sehingga tak sepantasnya bagi kita menawar lagi harga yang hanya “dikira – kira” tersebut menjadi lebih rendah lagi. Lepas dari terkadang perilaku lalu lintas pengendara becak ini tidak mematuhi peraturan tetapi kita masih berkewajiban untuk membayar jasa mereka sesuai dengan apa yang mereka keluarkan. Kawan, dengan menghormati mereka berupa membayar dengan sepantasnya kita juga menjunjung harkat mereka untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Dan itu juga salah satu kewajiban kita untuk saling membantu bukan hanya bersenang – senang dalam penderitaan orang lain. Semoga dengan posting saya ini memberikan pandangan baru kepada saya dan kawan bahwa hidup itu indah ketika kita saling menghargai dan menjunjung harkat umat untuk memperoleh hidup yang lebih baik. Selain itu saya harap dengan posting ini bagi pengendara becak bisa mendapat harga yang sepantasnya atas tenaga yang mereka keluarkan dalam setiap kayuhan mereka.

2 komentar:

  1. jadi besok klo naik becak,harus dibayar brapa ji? =P

    BalasHapus
  2. bnr jg sii.
    sesuk2 ojo mutung neh ji.
    :D

    BalasHapus

please comment after you read it.. a good reader will give their comment..hehe