Minggu, 27 November 2011

love is a gift and undeniable

wow,it's been seven months since my last post..
thanks to http://vikasutantyo.blogspot.com/ which her blog arisen my spirit to write again..

sebenarnya yang pengen saya tulis si tentang kegalauan saya akhir-akhir ini tapi g bisa diutarain. Bagaikan ombak yang berdebur kencang tetapi tersumbat oleh tutup botol. Pengen ngutarain tapi bingung mw ngutarain ke sapa dan kemana?dan saya sadar ada sesuatu yang aman dan penuh dengan inspirasi yaitu TUHAN. Doa saya selama ini selain untuk keluarga tentu saja adalah memasrahkan perasaan ini pada sang MAHA KUASA dan PEMILIK HATI.

and the story begins...
my ex is so lovable.
sebenarnya saya sadar si klo itu adalah masa lalu,seorang yang harus dilupakan dan perasaan ini harus segera dihilangkan. Dan saya juga memulai untuk mencoba mencintai orang lain bahkan hingga membuat kejutan demi wanita lain itu. ketika saya itu berdoa agar diberikan keputusan yang terbaik apakah diterima atau ditolak. And the result was "rejected". but somehow i was happy with her decision,strange enough isn't it? seharusnya saya patah hati atau sedih tapi saya senang karna ini keputusan terbaik sesuai dengan permintaan saya selama ini untuk diberikan keputusan yang terbaik. because i realized i didn't love her same with i love "ay"
Sebenarnya saya sadar, klo "ay" sudah tidak ada perasaan dengan saya bahkan sudah memilih untuk mencintai pria lain tetapi perasaan susah untuk diingkarin.yeah love is undeniable because it's a gift. sampai detik inipun saya masih sayang dan mendoakan kebahagiaannya dalam doa saya.berdoa semoga ia bisa menjaga dirinya dengan baik sebgai seorang muslimah. dan berdoa semoga ia diberi kelapangan hati. (amin)
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah apa yang sudah saya lakukan saat ini,cukup memandangnya dan mengaguminya dari kejauhan. Ada perasaan bahwa hidupnya sudah cukup bahagia tanpa kehadiran saya dan ketakutan jika saya hadir maka timbul sebuah harapan lagi dalam hati ini untuk kembali lagi. sebuah harapan yang harus saya pupus karna saya takut jika harapan ini dibersitkan oleh setan bukan karna petunjuk.
Selama ini saya hanya memohon satu hal mengenai perasaan ini, jika bukan jodoh maka hilangkan perasaan ini dan harapan/pengandaian yang ditiupkan oleh setan. Tetapi selama ini saya tidak merasa tersakiti oleh perasaan yang saya rasakan. Saya membiarkan perasaan ini berpendar temaram dengan penuh kehangatan tetapi tetap berisiko jika ini adalah nafsu sesaat.
Saya percaya jika
Cinta itu adalah berkah.
Cinta itu akan memberi kehangatan
jika cinta itu disebutkan dalam doa
disebutkan dengan penuh kasih sayang
dengan sepenuh hati meminta petunjuk Illahi
apakah cinta ini jalan menuju Surga.

dan perasaan ini akan saya jaga dalam doa saya hingga diberi petunjuk yang terbaik dari Allah SWT.
Semoga wanita yang saya maksud senantiasa dalam lindungan-Nya dan diberi kedamaian dan kebahagiaan dalam hatinya.amin..

Jumat, 18 Maret 2011

everybody's fine

Itu judul sebuah film, salah dua pemainnya adalah drew barrymore dan robert de niro, menceritakan bagaimana anaknya menyembunyikan kehidupan mereka supaya orangtuanya tidak khawatir.

Yang ingin saya bagi bukan film tersebut karena bisa dipastikan saya tidak bisa menggambarkan dengan sempurna meskipun mata saya sembab ketika menonton film tersebut. Yang ingin saya bagi adalah bagaimana kita menganggap semua orang memiliki kehidupan yang sempurna dan ketika melihat kehidupan kita yang semrawut kita menjadi iri. Seperti peribahasa 'rumput tetangga jauh lebih hijau".

Rasa iri itu sangat wajar bagi setiap insan manusia dan menurut saya seorangpun tidak berhak menyalahkan kita karena perasaan tersebut. Perasaan ini muncul ketika kita selalu melihat orang yang berada diatas kita. Kita gagal untuk menyelami lebih dalam potensi apa yang kita miliki sehingga kita tidak bisa mengolahnya untuk menjadi lebih baik. Selain itu kita sendiri juga alpha untuk melihat orang yang berada dibawah kita tetapi dengan semangat mencoba untuk merangkak naik. Coba kita lihat bagaimana awal dari seorang bob sadino yang seorang supir taksi dan sekarang beliau menjadi sesuatu yang hebat.

Lalu apa hubunganya dengan judul everybody's fine?hubungannya terletak pada kita selalu menganggap kehidupan orang lain selalu baik baik saja. Meskipun menghadapi masalah tidak seberat yang kita hadapi. But the truth is, they face the problem just like us and perhaps they face more complicated problem than us. Kita tidak pernah tahu apa yang orang lain hadapi dan bagaimana orang lain mengatasinya. Yang kita lihat hanya surface of their life that they act to be fine. Kita hanya melihat orang lain dari keberhasilan yang mereka raih dan kita bandingkan dengan kita tanpa suatu tolak ukur yang jelas yang ujung ujungnya kembali lagi ke kita hanya bisa menggerutu dengan keberhasilan mereka. kita tidak tahu bahwa keberhasilan mereka didapat dari suatu permasalahan yang teratasi karena mereka dapat mengkonsolidasikan potensi mereka untuk mencapai keberhasilan tersebut.

That's life..lebih muda untuk menggerutu dan melihat kesuksesan orang lain daripada meningkatkan kualitas hidup kita..

why man should understand what a woman want?

mari kita akui, seringkali ketika kita sedang bertengkar dengan wanita pujaan hati kita dan berakhir dengan mengeluarkan jurus pamungkasnya "kenapa kamu g pernah ngertiin aku si?".dan kita sebagai lelaki hanya bisa tercekat mendengarnya dan termelongo.. "what??!!!"

pertanyaan yang sering ada di benak kita sebagai kaum adam yang berjakun ini adalah bagaimana kita bisa mengerti ketika kita bertanya apa yang diinginkannya dan hanya dijawab dengan sebuah kebisuan atau jawaban lelaki yang seharusnya inisiatif (for the God sake we are not a paranormal or something who can view your body through to your heart just like infrared did!!.)akhirnya kembali kita sebagai kaum berjakun ini hanya bisa menebak nebak dan melakukan tindakan tanpa research yang mendalam mengenai what she wants and trying to be GENTLE (kata gentle disini lebih cenderung diartikan sebagai sebuah tindakan menerka nerka apa yang perempuan inginkan tetapi tanpa memiliki sebuah research yang akurat dan mendalam mengenai apa yang sesungguhnya mereka inginkan) just like they want .kami pun sebagai kaum pria juga mengakui kesalahan mendasar kami yang tanpa sadar menyamakan anda,kaum wanita, seperti kamu. Selain itu kesalahan kamu terletak pada rasa "kecuekkan" kami yang kurang bisa membaca maksud arti marahmu (chrisye - seperti yang kau minta).

semua itu bisa terselesaikan jika kita memiliki komunikasi yang baik. anda sebagai kaum wanita harus bisa mengungkapkan apa yang sesungguhnya kalian inginkan. jangan biarkan kami, kaum lelaki, menerka nerka apa yang kalian inginkan. kami bukanlah deddy corbuzier yang bisa membaca pikiran (entah itu nyata atau tidak), karena yang kami butuhkan adalah sesosok birdadari yang terbuka bukanlah seseorang yang diam dan membiarkan kami menebak sendiri. Kami sendiripun juga berusaha untuk membaca kalian. apa yang kalian rasakan ketika marah, tertawa, tersenyum, merenung, dan lain lainnya.

posting ini tidak bermaksud untuk menyudutkan suatu pihak atau menyalahkan suatu pihak. Jika ada yang merasa maka itu hanyalah sebuah kebetulan semata ^.^

Jumat, 11 Maret 2011

A Mixed Economy - Private vs. Public Ownership

The American free enterprise system emphasizes private ownership. Private businesses produce most goods and services, and almost two-thirds of the nation's total economic output goes to individuals for personal use (the remaining one-third is bought by government and business). The consumer role is so great, in fact, that the nation is sometimes characterized as having a "consumer economy."

for further article just open this article economics.about.comeconomics.about.com/od/howtheuseconomyworks/a/mixed_economy.htm

Senin, 24 Januari 2011

hal yang sia sia

Tiap orang pasti pernah melakukan hal yang sia sia. Permasalahannya sekarang apakah hal yang disiasiakannya tu berguna atau tidak?klo tidak berguna, pastinya ada persaan menyesal tetapi setelah itu berpikir "y udah lah, uda kejadian". Bagaimana klo hal yang disia siakan sangat berguna?Apa yang ada dalam benak kita saat itu. Marah, jijik, kecewa, semua hal yang buruk pasti langsung bermunculan dan berkecamuk di pikiran kita.

Lalu pa yang harus kita lakukan?mengambil semua hal yang telah disia siakan?tentu saja itu hal yang paling tidak mungkin karena waktu uda berjalan jauh sekali meninggalkan kita dan sayang sekali belum ada alat yang bisa membantu kita kembali ke masa lalu. Saat ini sayapun mengalaminya..ada yang mau membantu?



Sabtu, 20 November 2010

kerja keras itu neraka

wah... uda lama banget ni g posting berhubung otak lagi mampet ma tugas yang berjibun...

ehm posting kali ini saya dapat ide dari dosen saya yang bisa dikatakan sangat terkenal di jurusan yang saya tempuh. Memang sangat kontroversional dengan judul "Kerja Keras itu Neraka" membuat kita berpikir lalu untuk apa kita bekerja jika diganjar dengan neraka?

Ilmu yang kita dapat saat ini mengajarkan kita untuk senantiasa bekerja keras dan mendapatkan uang demi menghidupi keluarga kita. Kehidupan kita senantiasa diburu oleh deadline, pressure, tugas, pikiran cukupkah uang saat ini. Semua hal itu membuat kita ketakutan sehingga kita akan bekerja lebih keras lagi hingga mencapai batas limit tubuh kita demi mendapatkan penghasilan yang layak demi menghidupi keluarga kita. Kehidupan kitapun menjadi tidak tenang lagi karena hal itu.

Semua ini mungkin disebabkan oleh asumsi ilmu ekonomi yang kita pelajari bahwa sumber daya yang terbatas tetapi kebutuhan kita tidak terbatas. Tetapi benarkah itu semua?Maka cobalah kita tengok kembali mengenai apa yang diajarkan tentang islam. Asumsi pertama mengenai sumber daya yang terbatas. Dalam Islam sumber daya ini semuanya diatur oleh Allah. Semuanya berasal dari tanah entah itu mobil, pesawat, pohon berasal dari tanah. Dari pertama kali diciptakan dan umat manusia pertama kali menghuni bumi sampai sekarang, bumi masih bisa menyediakan semua yang kita butuhkan dengan baik bahkan sangat berlimpah. Pastinya akan muncul pertanyaan bagaimana dengan orang yang masih tidak mampu mencukupi kebutuhannya mengapa masih ada jika bumi menyediakan kebutuhan secara berlimpah. Maka jawaban yang tepat adalah kesalahan pada saluran distribusi bukan pada faktor produksi (sumber daya) atau konsumsi (kebutuhan). Jika distribusi itu lancar dan tidak ada gap yang cukup lebar maka tidak ada lagi permasalahan seperti itu (insyaAllah). Darisini asumsi pertama tentang sumber daya itu terbatas telah dibantahkan.

Asumsi kedua mengenai kebutuhan manusia itu tidak terbatas. Pastinya kita selalu mengingat bahwa dalam Islam membenci untuk hidup berlebih - lebihan karena itu adalah temannya setan. Selain itu pastinya kita ingat tentang ajaran nabi untuk berhenti makan sebelum kenyang. Bukankah semua itu menunjukkan bahwa kebutuhan kita sebenarnya terbatas? Penjelasan lebih logis lagi sebagai berikut. Dalam ilmu ekonomi ada the law of diminishing utility. Dimana tingkat kepuasan setelah pada titik puncak akan semakin menurun meskipun kita menambah konsumsi kita. Contohnya adalah jika kita makan mangga pertama kali maka tingkat kepuasan akan muncul dan terus meningkat hingga kita merasa kenyang, asumsikan saja 4 buah mangga. Jika kita makan 5 buah mangga apa yang terjadi? tentu saja kita mulai merasa bosan dan kepuasan kita menurun jika dibandingkan hanya makan 3 buah mangga saja. Sama jika kita membeli 4mobil untuk setiap anggota keluarga, pertanyaannya apakah semua mobil itu akan digunakan dengan jumlah kilometer yang sama?tentu saja pastinya ada mobil yang nganggur dan kita merasa tidak terlalu puas tidak seperti jika punya mobil satu yang pasti akan sangat puas. Dengan ini asumsi dari  kebutuhan manusia tidak terbatas jelas terbantahkan bahkan dari ilmu yang diciptakan oleh kaum kapitalis itu sendiri.

Dari dua asumsi tersebut itulah yang menyebabkan kita bekerja keras karena ketakutan. Kita bekerja keras demi mendapatkan kekayaan, kekuatan, kekuasaan yang sesungguhnya itu hanya titipan dari Allah dan Ia akan dengan mudah untuk mengambilnya. Karena hanya Allah lah yang Maha Segalanya, pemilik Segala Alam Semesta dan tidak pernah merasa keberatan. Karena niatan itu lah maka kerja keras berarti neraka tujuan kita. Kita mendiskreditkan peranan Allah yang mengatur segala rizki kita.

Lalu untuk apa sebenarnya kita bekerja?Kembali ke niatan kita. Bahwa sesungguhnya kita bekerja demi mencari ridho Allah. Demi mendekatkan diri kepada Allah. Lalu demi anak istri kita yang kelak akan kita pertanggung jawabkan. Untuk itulah kita bekerja Allah telah berjanji bahwa dengan silaturahmi, bersedekah, menyatuni yatim piatu, fakir miskin akan dipermudah rizkinya. Dan Allah selalu tahu apa yang terbaik bagi setiap hambanya. Kita tahu rejeki bahkan sudah diatur sebelum kita dilahirkan. Lalu untuk apa kita bekerja keras dengan perasaan ketakutan jika rejeki kita sudah diatur. Yang perlu kita lakukan hanyalah bekerja keras untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Bukannya ketakutan untuk hal yang tidak ada. Maka kembali lagi ke niatan kita,untuk apa kita bekerja keras...

ehm,mungkin itu dulu postingnya maaf jika ada kesalahan karena itulah ciri kita sebagai manusia.Semoga bermanfaat bagi saya sehingga tidak menjadi orang yang munafik dan berguna bagi kawan - kawan.

Kamis, 23 September 2010

kayuhan tukang becak






Ehm foto ini diambil ketika saya masih berada di Jember saat saya menunggu pengumuman SNMPTN mungkin sekitar 2 tahun lalu. Cukup lama teronggok dalam laptop saya. Tetapi saya sangat menyukai hasil jepretan ini. Menyukai sekaligus miris melihatnya. Foto ini diambil saat saya sedang jalan – jalan di sekitar alun – alun kota jember. Rumah saya cukup dekat dengan alun – alun hanya sekitar 10 menit tetapi bukan itu yang ingin saya ceritakan saat ini.

Pernahkah kita terpikir berapa tenaga yang dibutuhkan Pengendara becak (kata “tukang” sering kali berkonotasi rendah, maka saya menggunakan kata “pengendara” untuk menghormatinya) ketika mengayuh becaknya saat kita menggunakannya dengan asumsi berat kita 65 kg dan 15 kg untuk becaknya. Apakah harga yang kita berikan pada jasanya seimbang?Apakah kayuhan pengendara becak itu cukup rendah untuk dihargai? Saya sendiri mengakuinya ketika menggunakan becak saya pasti menawar demi keuntungan saya sendiri. Sekitar 3 tahun yang lalu saat saya duduk di kelas 3 SMA, saya menggunakan jasanya bersama teman saya dari masjid baiturrahman Semarang menuju rumah makan di jln. Kusumawardhani dengan biaya yang harus saya bayar sebesar Rp 6000 dan itu pun saya masih menggerutu karena cukup mahal. Jarak yang harus ditempuh oleh kami sekitar 10 - 15 menit jika berjalan kaki, cukup jauh bagi saya apalagi dengan saya dan teman saya yang menumpang dengan asumsi berat total sekitar 110 kg. Lalu ketika saya melihat foto tersebut saya merasa bersalah, miris, malu dan segala perasaan yang tak enak muncul dalam hati saya.

Dlalam foto tersebut terlihat pengendara becak sedang menghitung uang hasil kerja kerasnya mengayuh becak yang bagi kita tidak seberapa dan begitu cepat untuk dihabiskan. Tetapi bagi pengendara becak tersebut hasil uang itu sangat berarti baginya untuk menafkahi keluarganya, membayar pendidikan anaknya, menjaga asap dapur supaya tetap “ngebul” dan segalanya bagi dia. Dalam sehari mungkin penghasilan sebesar Rp. 50.000 sangat banyak baginya dan belum tentu didapat setiap hari. Mungkin penghasilan yang diraihnya tidak sebanding dengan tenaga yang dibutuhkan untuk mengayuh dan kalori yang terpakai dalam pekerjaanya setiap hari. Tetapi itulah pekerjannya dan hasilnya.

Kawan, pengendara becak adalah jasa pengantar yang membutuhkan tenaga sangat besar dibandingkan dengan moda jenis lain. Sudah sepantasnyalah kita membayar jasa mereka sesuai dengan apa yang mereka keluarkan dalam memberikan jasanya. Meskipun kita menawar karena kondisi keuangan kita yang saat itu mungkin terbatas maka tawarlah tanpa ada niatan, disengaja atau tidak, demi keuntungan kita sendiri dengan menawar serendah mungkin. Pengendara becak tidak seperti pedagang yang mengetahui berapa harga pokok penjualannya dengan pasti sehingga bisa menghitung rasio profit margin yang ingin didapat. Pengendara becak hanya bisa menawarkan harga yang “dikira – kira” tidak lebih mahal bahkan cenderung lebih murah (dalam perspektif tenaga yang mereka keluarkan) sehingga tak sepantasnya bagi kita menawar lagi harga yang hanya “dikira – kira” tersebut menjadi lebih rendah lagi. Lepas dari terkadang perilaku lalu lintas pengendara becak ini tidak mematuhi peraturan tetapi kita masih berkewajiban untuk membayar jasa mereka sesuai dengan apa yang mereka keluarkan. Kawan, dengan menghormati mereka berupa membayar dengan sepantasnya kita juga menjunjung harkat mereka untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Dan itu juga salah satu kewajiban kita untuk saling membantu bukan hanya bersenang – senang dalam penderitaan orang lain. Semoga dengan posting saya ini memberikan pandangan baru kepada saya dan kawan bahwa hidup itu indah ketika kita saling menghargai dan menjunjung harkat umat untuk memperoleh hidup yang lebih baik. Selain itu saya harap dengan posting ini bagi pengendara becak bisa mendapat harga yang sepantasnya atas tenaga yang mereka keluarkan dalam setiap kayuhan mereka.